''For no other reason when I fight like this, if not for the people I love''


Sunday, 9 April 2017

Kenyataan Pahit Nasib Youtuber dan Apa yang sedang terjadi dengan YouTube ?



TAHUN 2017 sepertinya akan menjadi awal tahun tersulit bagi para Youtuber di seluruh dunia. Setelah diberlakukannya regulasi baru Youtube mengenai pembayaran dari iklan yang tayang di setiap halaman channel Youtuber. Pada akhirnya spesies youtuber kelas teri akan memulai kepunahannya sesuai dengan seleksi alam.

Tentunya kita semua tahu semua Youtuber, seperti Raditya Dika, Bayu Skak, Eka Gustiwana, dan lain-lain mengawali karirnya sebagai youtuber dengan alasan setiap video yang mereka upload akan mendapat imbal balik berupa bayaran per 1000 viewnya dari semua iklan yang tayang pada channel tersebut.

Sudah hampir tiga minggu tepatnya, banyak perusahaan-perusahaan besar dunia menarik dirinya untuk tidak beriklan di Youtube dikarenakan dinilai merusak brand mereka. Kenapa mereka meng klaim seperti itu ?, dikarenakan telah diberitakan oleh LONDON TIMES mengenai temuan mereka tentang iklan-iklan perusahaan tertentu yang tayang pada video-video berkontent radikal, Terorisme dan atau negatif lainnya. Tentunya perusahaan teknologi sebesar AT&T  tidak mau brand nya hancur karena dituding mendanai iklan yang tersebar di video-video radikal, bahkan berkontent kekerasan. Dengan alasan yang sama banyak perusahaan besar yang memboikot iklannya tayang di Youtube, perusahaan-perusahaan yang menarik uangnya dari Youtube tersebut antara lain : AT&T, HYUNDAI, KIA, AUDI, O2, BBC,  L'OREAL, ROYAL MAIL, MARK and SPANCER, bahkan Pemerintahan Inggris pun resmi menarik iklannya dari Youtube.

Tentunya penarikan iklan besar-besaran ini akan memangkas pendapatan Youtube selaku media penyedia kontent video digital internet. Tentunya tidak hanya berhenti di situ saja, bencana besar tersebut akhirnya berimbas pada para youtuber dengan viewer di bawah 10.000 view  dalam setiap videonya. Pasalnya banyak youtuber di Indonesia, maupun di dunia yang mengeluhkan hal tersebut karena penyusutan pendapatan mereka terbilang sudah tidak masuk akal. Salah satunya Youtuber Tara Arts yang membuat video tentang "youtuber terancam punah". yang tentunya dia mengeluhkan bahwa dari yang tadinya ia mendapatkan kurang lebih $50-$100 dari 100.000 view, dan sekarang hanya mendapatkan $ 2 saja. Kemudian Youtuber terkenal dunia lainya PewDiePie mengungkapkan hal yang sama lewat videonya yang berjudul “Youtube is Over Party”. Berbeda dari Tara Arts penghasilan piewdiepay berkisar hannya $100 per 100.000 viewnya, tentunya ukuran tersebut terhitung kecil dari sebelumnya.

Bukan menjadi rahasia umum, media televisi dan online adalah musuh terbesar dari media cetak. Di dunia ini berlaku siapa yang kuat dialah yang menang, tentunya di perusahaan media. Iklan adalah salah satu komoditi pensuplai denyut jantung kehidupan media, tanpa iklan media tidak akan pernah hidup. Untuk itulah terkadang banyak media yang menuding media lain untuk berebut pangsa iklan. 

Adapun keluhan yang disampaikan perusahaan-perusahaan diatas menanggapi permasalahan ini saya kutip sebagai berikut. "Kami sangat prihatin dengan iklan kami yang muncul bersama konton-konten yang mempromosikan terorisme di YouTube," kata juru bicara AT&T dalam pernyataan resminya, dilansir Ad Age, Jumat (24/3). dan kemudian Google pun merespon dengan akan melakukan peninjauan ulang mengenai kontent-kontent dan kontrol iklan yang tayang di setiap video yang mereka tayangkan iklannya.



No comments:

Post a Comment