TAHUN 2017 sepertinya akan menjadi awal tahun tersulit bagi para Youtuber di seluruh dunia. Setelah diberlakukannya regulasi baru Youtube mengenai pembayaran dari iklan yang tayang di setiap halaman channel Youtuber. Pada akhirnya spesies youtuber kelas teri akan memulai kepunahannya sesuai dengan seleksi alam.
Tentunya
kita semua tahu semua Youtuber, seperti Raditya Dika, Bayu Skak, Eka Gustiwana,
dan lain-lain mengawali karirnya sebagai youtuber dengan alasan setiap video
yang mereka upload akan mendapat imbal balik berupa bayaran per 1000 viewnya
dari semua iklan yang tayang pada channel tersebut.
Sudah
hampir tiga minggu tepatnya, banyak perusahaan-perusahaan besar dunia menarik
dirinya untuk tidak beriklan di Youtube dikarenakan dinilai merusak brand
mereka. Kenapa mereka meng klaim seperti itu ?, dikarenakan telah diberitakan
oleh LONDON TIMES mengenai temuan mereka tentang iklan-iklan perusahaan
tertentu yang tayang pada video-video berkontent radikal, Terorisme dan atau
negatif lainnya. Tentunya perusahaan teknologi sebesar AT&T tidak mau
brand nya hancur karena dituding mendanai iklan yang tersebar di video-video
radikal, bahkan berkontent kekerasan. Dengan alasan yang sama banyak perusahaan
besar yang memboikot iklannya tayang di Youtube, perusahaan-perusahaan yang
menarik uangnya dari Youtube tersebut antara lain : AT&T, HYUNDAI, KIA,
AUDI, O2, BBC, L'OREAL, ROYAL MAIL, MARK and SPANCER, bahkan Pemerintahan
Inggris pun resmi menarik iklannya dari Youtube.
Tentunya
penarikan iklan besar-besaran ini akan memangkas pendapatan Youtube selaku
media penyedia kontent video digital internet. Tentunya tidak hanya berhenti di
situ saja, bencana besar tersebut akhirnya berimbas pada para youtuber dengan
viewer di bawah 10.000 view dalam setiap videonya. Pasalnya banyak
youtuber di Indonesia, maupun di dunia yang mengeluhkan hal tersebut karena
penyusutan pendapatan mereka terbilang sudah tidak masuk akal. Salah satunya
Youtuber Tara Arts yang membuat video tentang "youtuber terancam
punah". yang tentunya dia mengeluhkan bahwa dari yang tadinya ia
mendapatkan kurang lebih $50-$100 dari 100.000 view, dan sekarang hanya
mendapatkan $ 2 saja. Kemudian Youtuber terkenal dunia lainya PewDiePie
mengungkapkan hal yang sama lewat videonya yang berjudul “Youtube is Over Party”.
Berbeda dari Tara Arts penghasilan piewdiepay berkisar hannya $100 per 100.000
viewnya, tentunya ukuran tersebut terhitung kecil dari sebelumnya.
Bukan
menjadi rahasia umum, media televisi dan online adalah musuh terbesar dari
media cetak. Di dunia ini berlaku siapa yang kuat dialah yang menang, tentunya
di perusahaan media. Iklan adalah salah satu komoditi pensuplai denyut jantung
kehidupan media, tanpa iklan media tidak akan pernah hidup. Untuk itulah
terkadang banyak media yang menuding media lain untuk berebut pangsa
iklan.
Adapun
keluhan yang disampaikan perusahaan-perusahaan diatas menanggapi permasalahan
ini saya kutip sebagai berikut. "Kami
sangat prihatin dengan iklan kami yang muncul bersama konton-konten yang
mempromosikan terorisme di YouTube," kata juru bicara AT&T dalam
pernyataan resminya, dilansir Ad Age, Jumat (24/3). dan kemudian Google pun
merespon dengan akan melakukan peninjauan ulang mengenai kontent-kontent dan
kontrol iklan yang tayang di setiap video yang mereka tayangkan iklannya.
No comments:
Post a Comment